Kamis, Januari 19, 2012

Momlit Series : Ibu-Ibu Anda



Judul Buku          : Ibu – Ibu Anda
Penulis                 : Alexandra Silitonga
Penerbit              :Buah Hati
Tahun                   :2011
Hal                          : 147
Sedikit banyak sikap dan sifat seorang ibu tercermin pada anak perempuannya. Itu pula yang dirasakan Anda, pemilik bernama lengkap Alexandra Silitonga, ibu dari dua anak yang kini tinggal di Houston Amerika mengikuti penugasan suaminya. Yang unik dan luar biasa dirasakan Anda adalah bahwa dia dibesarkan oleh tiga ibu di mana ketiganya memiliki kepribadian  yang berbeda satu sama lain. 

Pertama adalah ibu kandungnya yang tidak sempat di kenal Anda karena meninggal saat usia Anda dua tahun. Anda memanggilnya Mami. Awalnya sosok ibu yang telah melahirkannya itu terasa asing bagi Anda. Anda tidak ingat dua tahun pertama dalam hidupnya yang telah dilaluinya bersama Mami. Cerita dari keluarga besar, tetangga dan kenalan Mami mengenalkan Anda pada sosok Mami sesungguhnya. Sosok yang kemudia ia kagumi karena memiliki mental kuat, pekerja keras dan kreatif. Anda merasa dari mamilah bakatnya dalam bidang fashion menurun.

Ibu kedua adalah Mama, ibu tirinya.  Sikapnya yang hangat membuat Anda tidak pernah merasa bahwa mama adalah ibu tirinya. Kenangan bagaimana mama selalu meluangkan waktu bersamanya saat kecil di tengah kesibukannya aktivitas sosialnya di gereja.

Yang ketiga adalah Ma Ani, begitu Anda memanggilnya. Ma Ani adalah ibu baptis sekaligus kerabat dari papanya. Kedekatannya dengan Ma Ani karena saat kecil papa Anda memperbolehkan Ma Ani ‘meminjam’ Anda. Terlebih Ma Ani tidak dikarunia anak. Dari sosok Ma Ani Anda belajar bagaimana menjadi princess sekaligus prajurit spartan. 

Ketiga ibu yang  saling melengkapi membentuk kepribadiannya. 

Tulisan-tulisan pendek Anda mengenai bagaimana ia belajar dari ketiga ibunya dan bagaimana ketiga ibunya itu membentuk kepribadian sekaligus pola asuh pada anak-anaknya, mengingatkan kita pada tulsian-tulisan bergaya Chicken Soup. Ringan namun bermakna. Kelebihan buku ini dibanding buku sejenis adalah ditulis dengan bahasa yang cerdas dan bersahaja. 

Momlit series adalah seri buku yang diterbitkan penerbit buah hati  yang merupakan imprint dari penerbit Lentera hati. Berisi kisah-kisah yang dialami ibu-ibu dalam dinamika kehidupannya sebagai sosok ibu, istri, wanita karir atau ketiganya. Selain sebagai medium berbagi pengalaman dan pendidikan, kisah-kisah dalam momlit akan membuat tertawa, haru dan terinspirasi. buku Ibu-Ibu  Anda ini adalah edisi perdananya.
Sedikit mengenai penulis. Bernama lengkap Alexandra Silitonga. Ia adalah orang indonesia pertama yang menjadi IB workshop leader untuk wilayah Asia Pasifik. Lulusan Fashion Institute of Design and Merchandising Los Angeles dan sempat bekerja di sebuah majalah wanita sebagai intern.


Selasa, Januari 17, 2012

Ayah Edy Menjawab



Judul Buku          : Ayah Edy Menjawab
Penulis                 : Ayah Edy
Penerbit              :Qonita (grup Mizan)
Tahun                   :2011
Hal                          : 283

Saya suka sekali dengan perumpamaan yang ditulis Ayah Edy di halaman 199 yang merupakan jawaban dari pertanyaan bagaimana menemukan bakat atau kemampuan anak.  Anak itu seperti sketsa lukisan. Samar-samar terlihat tetapi belum jelas dan masih berupa tarikan-tarikan garis dari sang Maestro, yakni Tuhan Yang Maha Agung. Seiring bertambahnya usia, tarikan – tarikan itu akan semakin jelas. Cuma sayangnya yang kerap terjadi, orangtua, guru atau sekolah mengintervensi dengan warna-warna yang mereka inginkan sehingga sketsa yang sesungguhnya menjadi kabur dan tidak nampak lagi aslinya. Tanpa mempelajari dan mendalami tarikan garis dari sang Maestro tadi, orangtua, guru dan sekolah asal saja memberi warna dan garis-garis lain. (hal 199)

Cuplikan di atas hanya satu dari 100 pertanyaan dan jawaban yang dimuat dalam buku ini perihal tumbuh kembang, tingkah polah, dan mengajarkan disiplin pada si kecil. Pertanyaan yang kerap kali terlontar antar sesama orang tua dan atau guru, termasuk saya. Pertanyaan atas kebingungan atau bahkan putus asa menghadapi ulah si kecil. Misalnya saat tantrum di mall atau tempat keramaian lain padahal pada saat yang sama kita sebagai orang tua tengah mengajarinya disiplin. Menyerah atau bersikukuh dengan resiko jadi bahan tontonan dan dicap debagai orang tua 

Yang pasti saya mengalami kepanikan saat itu terjadi dan keputusan saya sudah bisa ditebak, menyerah pada kemauan si kecil. Padahal kunci pertama ketika itu terjadi adalah tidak panik, begitu saran Ayah Edy. Dan sebetulnya itu tidak perlu terjadi jika sebelumnya orang tua mengantisipasinya dengan menjelaskan pada si kecil kemana dan apa tujuan kita ke suatu tempat, ke mall untuk belanja bulanan, misalnya. Lalu tetapkan perjanjian, jika si kecil meminta sesuatu diluar  tujuan utama dan tetapkan punishment jika si kecil melanggar.  
Hal lain yang membuat saya bingung adalah menghadapi sifat si kecil yang egosentris, semau gue, suka membantah atau kalau dalam bahasa sunda ‘keukeuh’.  Awalnya saya menganggap ini adalah sifat negatif si kecil ternyata itu adalah sifat alamiah positif, yang menunjukkan si anak  memiliki jiwa pemimpin. Yang perlu saya (dan suami tentunya) sebagai orang tua adalah mengajarinya bersikap kooperatif. Apa jadinya kelak jika semua anak penurut dan manut? Coba anda pikirkan kalau anak kita menjadi penurut, apa pekerjaan di kantor yang diisi oleh seorang penurut? (hal 24) . Penjelasan yang sangat membuka wawasan.

Lalu soal sekolah. Walaupun tidak semua, sebagian orang tua beranggapan negatif terhadap menjamurnya sekolah-sekolah untuk anak usia dini dan bayi. Saya pun sempat ragu ketika memasukkan si kecil ke playgroup saat usianya 2 tahun. Bukan karena takut si kecil rewel atau merepotkan (karena misalnya mau pup gak bilang) tapi khawatir keputusan saya salah. Ternyata, alasan saya memasukkan si kecil ke playgroup sama dengan alasan utama didirikannya sekolah usia dini untuk balita dan batita pertama di Amerika pada tahun 1960-an. Yaitu, agar tidak terjadi ‘the lost generation’ karena para ibu bekerja tidak memiliki waktu penuh untuk mengasuh anak di rumah pada usia golden age anak.  Jadi sama sekali bukan untuk menyiapkan anak super atau hebat.

Menjadi orang tua pintar atau smart parent memang tidak ada sekolahnya tapi dengan banyaknya majalah dan buku berthema parenting memungkinkan orang tua untuk bisa belajar dan terus meng up to date pengetahuan soal tumbuh kembang si kecil. salah satunya buku ini. Saya tidak ada hubungannya dengan penulis atau penerbit buku ini kalau pun saya merekomendasikannya murni karena isinya cukup mewakili semua pertanyaan orang tua perihal tumbuh kembang anak. Perihal karakter, disiplin, interaksi sosial, sekolah, self esteem, pendidikan seks ,dan yang terkini gadget.
 

Selasa, Januari 03, 2012

Buku Panduan Keliling Dunia Bersama si Kecil



 
Judul Buku          : Traveling with Tots
Penulis                 : Donna Widjajanto
Penerbit               : Gramedia Pustaka Utama
Tahun                   :2011
Hal                      : 138

Ternyata membawa balita traveling tidak seribet yang saya bayangkan. Hanya saja memang perlu persiapan matang, beda kalau saat kita masih single – persiapan seadanya pun siap berangkat asal dokumen (jika ke luar negeri) lengkap. Bersama balita, persiapan harus dilakukan dengan matang terutama menyangkut kenyamanan. Termasuk kenyamanan pesawat atau alat transport publik lain yang akan kita gunakan saat tiba di tempat tujuan. Tapi yang lebih penting persiapan sebelum berangkat adalah masalah kesehatan si kecil. Cukup sehat dan kuatkankah si kecil  untuk perjalanan jauh?

Kelebihan buku ini dibanding buku sejenis pertama buku  ini ditulis berdasarkan pengalaman penulis, Donna Widjajanto,  yang kerap berlibur di dalam atau luar negeri bersama balitanya plus para mama lain yang membagikan pengalamannya dibuku ini saat membawa balitanya berlibur. Kelebihan kedua, buku kecil dan tipis ini cukup lengkap menjadi panduan untuk mama papa mengajak berlibur balita  kemanapun alias keliling dunia. Tak perlu bingung jika akan membuat paspor untuk  si kecil, dokumen yang diperlukan plus contoh surat permohonannya bisa dicontek di sini. Begitupun kelengkapan membuat visa. Tapi jangan salah tidak semua negara yang kita (WNI) masuki perlu visa. Negara mana saja yang tidak memerlukan visa dan berapa hari berlakunya bisa ditengok di halaman 35.

Persiapan matang seperti apa yang mama dan papa perlukan jika membawa balita berlibur? Pertama adalah riset terhadap tempat yang akan kita kunjungi. Cukup friendly kah tempat yang akan kita kunjungi untuk si kecil? Adakah restoran yang menyediakan menu khusus untuk anak? Bagaimana transportasi publik si sana, cukup aman dan nyaman kah untuk si kecil? dengan tahu detail tempat yang kita kunjungi memudahkan mama dan papa mempersiapkan kebutuhan si kecil saat tiba di sana. Dan semua informasi itu bisa diperoleh melalui internet. Dan yang tidak kalah penting adalah membuat itinerary perjalanan agar tidak bingung ketika sampai di tempat tujuan. Dengan itinerary juga mama dan papa tak perlu khawatir ketinggalan kereta atau jam terbang pesawat karena keasikan jalan-jalan di musium atau belanja souvenir .

Melakukan perjalanan dengan balita berarti harus siap juga dengan beragam kejutan. Misal, saat ditempat tujuan si kecil sakit demam, diare atau mengalami tantrum. Jika itu yang terjadi yang pertama dilakukan adalah tetap tenang alias jangan panik. Lalu lihat penyebabnya. Semua tip dan trik menghadapi segala kemungkina yang terjadi akibat tingkah si balita yang kadang diluar perkiraan bisa lihat di bab  5 dalam buku ini.

Kelebihan lain dari buku ini adalah layoutnya yang dibuat interaktif dan terkesan santai. Tipis namun padat sehingga bisa dibawa saat berlibur sebagai buku panduan. Ini bukan satu-satunya buku mengenai traveling yang ditulis Donna. Buku sejenis adalah Traveling with Kids yang ditulis Donna bersama Rully Larasati yang bisa melengkapi persiapan berlibur.

Ready to go?! Selamat berlibur....(rs)