Kamis, Juli 12, 2012

The Single Moms


Judul buku      : The Single Moms
Penulis             : Ainun Chomsun, Budiana Indrastuti, Mia Amalia, Rani Rachami Moediarta
Penerbit           : Buah Hati
Tahun              :  2012
Hal                  : 99 halaman
Harga              : 35.000




Banyak cara untuk Menjadi Mama yang Sempurna

Akhir tak terduga dari sebuah pernikahan, sekaligus menyakitkan adalah perpisahan, apapun alasannya tentu meninggalkan luka yang mendalam. Sesaat mungkin didera kebingungan terutama perihal pengasuhan si kecil agar tumbuh kembangnya maksimal, tidak terganggu walaupun tanpa sosok Ayah.
Berbeda dari buku serupa yang sempat saya baca belum lama ini, sebuah buku yang berisi kisah inspiratif para single moms. Isi tulisan dalam buku ini tidak sekedar curhat   tapi  bagaimana peran dan suka duka menjadi mama sekaligus Papa untuk anak.

Mama yang memilih nenek sebagai pendamping si kecil adalah pilihan aman namun dilematis karena bagaimana pun seorang nenek lebih memanjakan anak di banding sebagai pembimbing. Beda pendapat tidak terelakkan, Mama yang mulai menerapkan teori parenting modern terbentur nenek dengan pola pikir lamanya.  Pola pikir yang secara tidak sadar memanjakan anak.  Misal soal tangisan bayi, balita atau anak yang bersifat manipulatif. Solusinya tentu diskusi dan saling pengertian.

Ada juga kisah seorang mama yang memilih resign dari kantornya dan memilih jadi freelancer  dengan resiko jumlah pendapatan tak menentu, pasang surut, padahal kebutuhan tak mengenal kata surut. Alasan mama tentu saja agar memiliki lebih banyak waktu dengan anak. Agar quality time dengan anak terjamin. Pertemuan seperti apa sich yang dimaksud berkualitas? Mama bisa menemukan jawabannya di dalam buku ini.Dan mungkin quality time setiap mama memiliki versi berbeda.

Ada saat sosok Papa dibutuhkan kehadirannya terutama dalam acara-acara sekolah di saat bersamaan Papa sudah memiliki kehidupan lain yang tidak bisa dibaginya. Secara tidak langsung anak menuntut penjelasan dan ini bukan hal mudah untuk menjelaskannya. Sekelumit duka sesaat karena  pada detik berikutnya para mama ini bahagia melihat anak tumbuh dengan sikap yang membanggakan.

“Nggak apa-apa, Bu, nggak adakue ulang tahun.” Aku malah ingin menangis mendengar jawaban polosnya. Dan tak kuasa aku pun menumpahkan air mata antara haru dan sedih. (p.39)
Tapi yang lebih sulit dari status single moms adalah  menghadapi stereotif  negatif lingkungan sosial.
Kata-kata seperti mungkin kerap terlontar; “Hati-hati, dia janda, lho.” Atau “Tapi...dia janda. Jadi agak gimanaaa...” perlu mental ekstra untuk menghadapinya dan membiarkan waktu membuktikan bahwa
Lalu kisah seorang single moms dengan empat anak dengan penghasilan hanya sepersepuluh pengeluaran karena tabungan terkuras oleh investasi yang menipu di saat bersamaan mama ini sedang patah hati. Tapi ditulis dengan tuturan yang segar jadi tidak terkesan mengasihani dirinya sendiri.

Pada akhirnya tugas seorang ibu bukanlah tempat bersandar, melainkan seorang yang menjadikan seseorang tak perlu bersandar, tulis Rani Rachmania yang mengutip dari Dorothy Canfield Fisher. Mama yang menuliskan kisahnya di bagian akhir buku ini. Seorang mama yang  berhasil membuktikan kisah happy endingnya sebagai seorang single mom

Yap, buku yang bukan sekedar curhat dari para single moms tapi tulisan yang mengispirasi yang layak di baca para mama dan calon mama.

1 komentar:

evi mengatakan...

Saya lihat, di masyarakat kita jd janda emang punya beban ganda. selain harus menggantikan peran ayah, harus pula memikirkam apa kata oranh. Dalam pergaulan sosial anda harus lebih hati2 sebab apa yg biasa dilakukan wanita bersuami seperti pergi arisan dengan teman2, untik janda kadang diberi konotasi negatif. habis dia kesepian sih. hm, itu aku lihat dr temanku sendiri, Mbak :)

Posting Komentar