Senin, Februari 16, 2015

Sherlock Holmes, Petualangan di Rumah Kosong

Judul Buku          : Sherlock Holmes, Petualangan di Rumah Kosong
Penulis                 : Sir Arthur Conan Doyle
Penerbit              : Laksana
Tahun                   : 2014
Hal                          : 320
ISBN                      : 978-602-296-031-7












Petualangan di Rumah Kosong

Siapa tak kenal Sherlock Holmes (SH), tokoh fiktif yang kini sudah berusia lebih dari satu abad. Yang begitu lekat di hati pembaca atau penonton filmya adalah sosoknya yang unik dan khas. Pipa cerutu, topi, mantel panjang, mimik wajah serius dan caranya duduk di kursi berlengannya sambil menyatukan jari-jari tanganya. Lebih dari itu tentu saja kejelian  sang maestro dalam mengamati petunjuk dan menarik kesimpulan yang tepat hingga  kasus-kasus kejahatan terpecahkan.

Seperti yang pernah SH katakan pada sahabatnya dr. Watson, bahwa untuk mendapatkan petunjuk tak  cukup dengan melihat tapi mengamati.

Kejelian pengamatan SH kerap membuat  para kliennya terkejut di awal pertemuan mereka.

“Saya hampir saja salah mengira bahwa anda adalah seorang juru ketik. Padahal, sudah jelas bahwa anda adalah seorang pemusik. Kau lihat ujung-ujung jari yang pendek dan membulat ini, Watson? Khas milik para juru ketik dan musisi. Tapi ada kesan spiritual di wajahnya,” dengan lembut Holmes menyorotkan cahaya ke tamu kami....

“Benar Tuan Holmes, saya seorang musisi ...”  (hal 54).

Buku ini terdiri dari delapan cerita petualangan SH dalam memecahkan misteri kejahatan. Pemilihan kedelapan cerita ini cukup variatif dalam tema maupun cara SH mengungkapkan kejahatan.

Di buka dengan cerita berjudul misteri pita berbintik-bintik, bercerita mengenai kematian seorang gadis bernama Julia Stoner. Kakaknya Helen Stoner, mencurigai Ayah tirinya lah yang membunuh adiknya tapi ia tidak bisa membuktikan. Petunjuk kematian Julia hanya sebuah pita bintik-bintik, suara denting logam, desis dan lubang angin.  

Pada beberapa kasus, kesan misterius dan teka teki sudah terlihat dari awal, karena belum terungkap adanya kejahatan hanya berupa praduga/ketakutan  seperti dalam cerita Misteri kamar tertutup di Copper Beeches dan Perserikatan orang berambut merah. Keduanya mengenai tawaran pekerjaan ‘aneh’ dengan gaji di atas standar. Cerita yang membawa pembaca larut dalam petualangan dan turut menduga-duga apa dan siapa gerangan pelaku kejahatannya berdasarkan petunjuk yang diamati SH.

Berkat  kejelian mengamati Sherlock Holmes selalu berhasil mengungkap kasus kejahatan dengan logika yang bisa di pahami pembaca. SH bisa merunutkan pengamatan acak menjadi satu kesatuan untuk menarik kesimpulan yang masuk akal.

Kecerdikan SH membuatnya berhasil mengungkapkan banyak kasus kesejahatan namun bukan berarti dia tak terkalahkan. SH memiliki dua musuh yang kecerdikannya setara dengan dirinya. Bahkan musuh bebuyutannya ini bisa menduga arah rencana SH. Petualangan menegangkannya ini bisa di nikmati di cerita berjudul Kasus terakhir dan Skandal raja Bohemia.

Bicara Sherlock Holmes tak mungkin di pisahkan dari sahabatnya dr. Watson, yang selalu mengikuti petualangan dan  kemudian menuliskannya. Sehingga pembaca menikmati petualangan SH melalui sudut pandang dr. Watson. Sudut pandang ini menjadi unik karena ada yang menduga dr. Watson adalah representasi Sir Arthur Conan Doyle pengarang cerita SH. Selain kesamaan profesi yaitu dokter di duga karakter Watson adalah karakter Sir Arthur Conan Doyle. Lepas dari itu bisa di katakan tokoh SH adalah tokoh fiktif detektif yang belum tertandingi sampai saat ini baik dari penggambaran karakternya yang unik maupun kecerdasan ceritanya.

Terjemahan buku ini cukup bagus, greget petualangan menegangkannya tetap ada walaupun sudah di alih bahasakan.

Buku yang direkomendasikan untuk pecinta cerita detektif. Jangan ngaku pecinta cerita detektif jika belum kenal Sherlock Holmes J.



0 komentar:

Posting Komentar