Selasa, Agustus 04, 2009

Tips Membersihkan Boneka Anak Anda


By : Rina Susanti

Si kecil suka bermain-main dengan bonekanya? Hati-hati, tanpa perawatan yang baik boneka yang lucu ini malah bisa jadi sumber penyakit. Permukaannya yang halus dan lembut gampang sekali menyerap debu dan jika lembab jadi tempat bersembunyi yang asik untuk bakteri.

Berikut adalah tips membersihkan dan merawat boneka kesayangan si kecil tanpa merusaknya;

  1. Jika bonekanya hanya berdebu, cukup diseka dengan kain yang telah dibasahi air hangat atau dibersihkan dengan menggunakan selotif. Tempelkan selotif pada bagian yang berdebu lalu lepas kembali selotifnya.

  2. Tidak semua boneka bisa dicuci dengan mesin cuci. Jadi sebaiknya lihat dilabelnya dan ikuti instruksinya. Jika bisa dicuci dengan mesin cuci, ada hal-hal yang harus diperhatikan;
    • Pastikan boneka tidak sobek, jika sobek dijahit terlebih dahulu.Jika bernoda, taruh diterjen di atasnya dan biarkan beberapa saat sebelum di cuci.
    • Jika boneka dicuci bersamaan dengan cucian lain (pakaian) sebaiknya boneka di masukkan ke dalam sarung bantal dan dengan kecepatan paling lambat.
    • Jangan mengeringkannya di mesin pengering sebagai antisipasi jika bahan pengisi boneka adalah bahan yang dapat menyusut.

  3. Cara mencuci boneka secara manual; larutkan deterjen dalam air lalu masukkan boneka yang telah dibasahi sebelumnya, biarkan beberapa menit, kucek, lalu bersihkan.

  4. Menjemur boneka sebaiknya tidak langsung dibawah sinar matahari karena dapat memudarkan warna.

  5. Selesai dicuci dan kering, sisir boneka dengan sisir rambut.

  6. Untuk boneka yang sudah tua dan berbulu lembut; masukkan boneka dalam tas kertas dan beri baking soda. Guncang-guncangkan sampai baking sodanya menempel rata di boneka. Biarkan sekitar setengah jam dan kemudian bersihkan menggunakan handuk.

Sabtu, Agustus 01, 2009

SEMUA ORANG BISA MENJADI KAYA


Resensi buku :Financial Revolution
Karya : Tung Desem Waringin
By : Rina Susanti


Siapa tidak ingin kaya alias banyak uang. Dengan banyak uang kita bisa melakukan banyak hal kebajikan. Salah satunya membuka banyak lapangan pekerjaan. Dan dengan banyak uang juga kita bisa memberi lebih banyak. Bukankah tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah?

Untuk membedakan apakah kita mempunyai bakat menjadi orang kaya atau bukan, bisa dilihat dari pikiran yang terlintas pada saat kita mempunyai uang. Jika yang terlintas pikiran,"uang ini akan aku gunakan untuk membeli apa ya?" berarti tidak berbakat menjadi kaya. Karena orang yang mempunyai bakat menjadi kaya akan berpikir, bagaimana caranya akan uangnya bertambah banyak. Dengan menabung lalu investasi atau membuka usaha. Baru kemudian hasilnya digunakan untuk membeli sesuatu.
Guru yang terbaik untuk bisa menjadi kaya tentunya orang kaya itu sendiri. Dan dibuku ini kita bisa dapatkan rahasia kenapa orang kaya bertambah kaya. Rahasia orang kaya adalah karena mereka menggunakan faktor kali. Sekali kerja dapat untung besar, yaitu dengan mengerjakan proyek besar. Beberapa kali bekerja dapat untung besar. Misal, menjadi developer. Mengerjakan sesuatu dengan untung kecil tapi kepada orang banyak dan berkali-kali. untuk yang terakhir ini saya pikir, membuka toko sembako atau restoran bisa dijadikan contoh.
Selain itu, orang kaya dalam membuat kekayaannya bertambah juga fokus pada hal-hal berikut;

Pertama, membuat nilai tambah. Artinya harus ada nilai tambah dari barang atau jasa yang kita jual. Misal, kenyamanan, service memuaskan dan tepat waktu atau adanya layanan delivery service.

Kedua, membuat faktor kali pertama. Misalnya, membuat pelanggan bertambah.

Ketiga
, membuat faktor kali kedua. Dengan membuka cabang atau membuat francise.

Keempat
, membuat faktor kali ketiga. Dengan menjual saham. (hal 96)

Semua orang bisa menjadi kaya. Menjadi kaya bukan monopoli pengusaha. Sebagai karyawanpun bisa kaya (hal 108). Caranya; membuat nilai tambah dengan berprestasi atau mempunyai faktor kali di luar perusahaan. Mempunyai faktor kali di luar perusahaan misalnya dengan membeli saham, francise atau bisnis kos-kos-an.
Sebagian orang ada yang memandang keinginan untuk kaya alias banyak uang sebagai sesuatu yang negatif. Dengan dalih, uang bisa membuat orang lupa diri dan tujuan hidup di dunia bukan untuk mengumpulkan uang. Akan lain jika pernyataannya dirubah menjadi bagaimana menjadi kaya tapi tidak lupa diri? Atau bagaimana jika kita hidup di dunia ini tidak tergantung atau menjadi beban orang lain tapi mempunyai nilai lebih untuk orang banyak?
Saya percaya isi dan tujuan sebuah buku ditulis bisa dilihat berbeda oleh setiap pembacanya. Seperti buku yang satu ini. Walaupun intinya dan sesuai judulnya, buku ini berisi kiat sukses untuk mencapai kebebasan finansial atau kaya dengan uang, saya melihat ada hal luar biasa lain yang bisa disarikan dari buku ini. Yaitu, bagaimana sebuah kesuksesan bisa tercapai dengan cepat dan mudah. Kesuksesan yang tidak melulu identik dengan uang banyak tentunya.
Hal pertama adalah meyakini untuk menjadi sukses. Karena dengan keyakinan kita melakukan tindakan menggunakan potensi yang ada untuk mencapai hasil. Jika kita tidak percaya diri bisa sukses bisa dipastikan kita pun akan ragu untuk bertindak alias pesimis. Setelah tumbuh keyakinan adalah menetapkan tujuan yang jelas dan mantap dan bagaimana agar tujuan itu tercapai. Untuk itu dibutuhkan kedislipinan dan konsisten.
Tujuan harus dirumuskan dengan kalimat positif seperti; saya harus sukses. Bukan; saya tidak mau gagal. Tuliskan secara spesifik semua tujuan yang ingin dicapai dalam kertas. Karena ketika menulis, tanpa sadar kita sudah menuangkan impian yang kabur menjadi kenyataan (hal 64).
Tidak ada kata gagal, yang ada hanya sukses atau belajar.
Salam sukses

Selasa, Juli 07, 2009

East Wind West Wind, Angin Timur Angin Barat***


Peresensi : Rini Nurul Badariah

Kwei-lan mempersiapkan diri sebagaimana telah diajari dan dipesankan ibunya. Seorang suami dipanggil dengan sebutan 'tuanku' dan tugas istri adalah mempersembahkan putra untuk meneruskan keturunan. Apabila tidak memiliki anak lelaki, ia harus siap merelakan suaminya mengambil selir seperti ayahnya [meski toh Kwei-lan memiliki kakak lelaki]. Sejak kecil ia terbiasa dengan larangan-larangan, berpisah tempat kediaman dengan kakaknya sendiri sejak usia sembilan tahun. Ia tak dapat berakrab-akrab dengan saudara kandung satu-satunya itu hingga sang kakak tumbuh menjadi sosok berbeda.

Namun ternyata, suaminya bukan pria Cina kebanyakan. Ia menentang banyak takhyul dan pemikiran tradisional, menyatakan terang-terangan bahwa dirinya dan Kwei-lan terpaksa menerima perjodohan sejak mereka masih kecil. Kwei-lan terhenyak karena sang suami memilih kamar tidur berbeda meski sebisa mungkin menyimpan kekecewaannya. Toh perlahan-lahan, pria yang berprofesi sebagai dokter yang menimba ilmu di negeri seberang itu menunjukkan kepeduliannya. Ia meminta Kwei-lan melepas ikatan kaki yang menyiksa fisik dan kurang baik bagi kesehatan, meski sang istri melakukannya semata untuk menyenangkan suami.

Ciri khas karya-karya Pearl S. Buck adalah menyuguhkan pertentangan budaya. Berlatarbelakang kehidupan masyarakat Cina tahun 1930-an, East Wind West Wind merekam dengan baik perubahan pola pikir melalui mereka yang menempuh pendidikan di luar negeri. Kwei-lan berangsur mengakui kebenaran pendapat suaminya, semisal ketika ia mampu berlari dengan sehat setelah ikatan kakinya dilepas, saat putra mereka kesakitan ditindik anting emas oleh neneknya demi mengelabui dewa jahat yang biasa merenggut anak-anak lelaki kecil, juga rias wajah yang terlalu tebal dan justru mengerikan dalam rumah bergaya Barat yang terang benderang. Sisipan pesan paling mendasar terdapat pada ucapan Mrs. Liu, "Ambil yang baik dan buang yang tidak sesuai." Kwei-lan belajar untuk tidak lagi menganggap warna putih melulu tanda perkabungan, meski sukar. Saat akhirnya sang suami menyatakan cinta, dan bahwa keduanya memiliki putra mereka bersama, adalah adegan termanis dalam romansa bernada oriental kental ini. Membaca halaman demi halaman terasa hidup, setelah saya tanpa sengaja menonton beberapa film Korea dan Hongkong.

Kecamuk dua dunia lebih kuat dihadirkan melalui problematika baru, kala kakak Kwei-lan bersikeras menikah dengan gadis Amerika. Dengan gaya epistolary yang lembut, Pearl S. Buck membeberkan keluguan Kwei-lan yang masih tak mengerti letak pesona Mary, kakak iparnya. Sub plot pertengkaran kedua orangtua Kwei-lan dengan kakaknya yang jelas-jelas telah menyalahi adat istiadat dan dianggap mempermalukan klan amat membadaikan perasaan, utamanya kala sang ibu sakit keras. Hati yang bersikukuh pada keinginan masing-masing, mengedepankan cinta, yang lain menggenggam kehormatan, membiarkan Kwei-lan dalam kebingungan menghadapi dua pihak yang sama-sama ia kasihi. Sementara Mary merana dalam upayanya beradaptasi sebab ia menjadi tontonan budak-budak pelayan yang tak biasa melihat orang asing.

Pemaparan pengarang sangat cemerlang, kala kesadaran Kwei-lan tersentak di satu titik: ia pun tidak rela berbagi suami yang dicintainya itu dengan selir, seperti halnya Mary tak biasa dengan pemikiran demikian. Karakter kakak Kwei-lan yang berani mengambil sikap menjadikan penyelesaian cerita bertambah memikat. Bahwa selalu ada yang harus dikorbankan untuk kebahagiaan, selalu ada saat kita dilanda dilema. Tanpa menyudutkan pihak mana pun atau keberpihakan pada satu kubu, novel perdana Pearl S. Buck ini menjadi buah pena yang kemilau. Pantas untuk dikoleksi dan dibaca berkali-kali.