Rabu, Juli 01, 2009

Penjaga Kakakku - My Sister Keeper


Penulis : Jodi Picoult
Penerbit : Gramedia
Tahun/Edisi : 2008/V
Halaman : 523
Penulis Resensi : Rina Susanti
Resensi ini dipublish :
http://www.koki-kolomkita.com/baca/artikel/4/354/my_sister_keeper_penjaga_kakakku

Kate didiagnosa mengidap leukimia promielostik akut atau kanker darah jenis APL saat berumur dua tahun. Dengan pengobatan agresif, dokter memperkirakan umur Kate hanya bisa bertahan sekitar 9 bulan sampai tiga tahun. Kate kecil pun mulai menjalani kemoterapi yang menyakiti tubuhnya. Dengan efek samping, diare tanpa henti, muntah, rambut ikalnya rontok dan kulitnya rusak. Agar tubuh Kate bisa memproduksi sumsum tulang yang sehat diperlukan pencangkokan sumsum orang lain ke tubuh Kate. Untuk memperkecil resiko kematian, donor transplantasi harus dilakukan dari saudara dekat.
Kakak Kate, Jesse, yang umurnya terkait dua tahun, terbukti tidak mempunyai kecocokan genetik dengan Kate. Sara dan Brian, kedua orang tua Kate, memutuskan mempunyai anak lagi dengan maksud anak ini menjadi donor bagi Kate. Karena dimaksudkan menjadi donor bagi Kate, kehamilan dilakukan melalui program bayi tabung, di mana dokter bisa memilah embrio mana yang memiliki kecocokan genetik dengan Kate dan embrio itulah yang di simpan dalam rahim Sara. Brian memberi nama Anna, yang sebenarnya merupakan singkatan dari nama putri di langit, Andromeda.
Satu hari setelah Anna lahir, Kate menjalani trasplantasi dari darah tali pusat milik Anna. Tentu saja transplantasi ini tidak menjamin kesembuhan Kate, bisa dikatakan sekedar memperpanjang umur Kate. Tahun kelima setelah transplantasi tali pusat, penyakit Kate kambuh. Dokter menyarankan Kate menjalani infus limposit donor. Dengan harapan sel darah putih sehat dari donor ini yang akan melawan sel leukimia. Dan sel darah putih itu harus di dapat dari Anna. Dalam sebulan itu Anna tiga kali mendonorkan sel darah putihnya.
Beranjak remaja (13 tahun) Anna mulai mempertanyakan keberadaannya. Terlebih setelah ia mengetahui kelahirannya untuk tujuan spesifik, menyelamatkan Kate. ’Dibuat’ sebagai donor allogenic – saudara yang hampir sempurna secara genetik. Ia dituntut untuk selalu di samping Kate, untuk memastikan bahwa ia ada saat Kate membutuhkan leukosit, sel induk atau sumsum tulangnya. Ia memang tidak sakit tapi merasakan rasa sakit seperti yang Kate rasakan.
Impian Anna sebagai remaja yang bebas terampas. Tak jarang ia membayangkan dirinya bisa bebas dari Kate. Berkeliling dunia dan menemukan sebuah keluarganya yang sebenarnya. Walau sering terlintas di pikiran Anna agar Kate segera meninggal, bukan berarti Anna tidak menyayangi Kate. Serangkai pengobatan yang dilakukan Kate, disatu sisi memberi dampak kesembuhan pada sisi lain, beresiko pada fungsi organ tubuh yang lain. Bertepatan dengan usianya yang kelima belas, Kate di diagnosa gagal ginjal akibat obat-obat yang dikonsumsinya.
...selalu ada yang rusak dalam diriku. ” kata Kate (hal. 211). Dan harapan hidup Kate kali ini adalah satu ginjal milik Anna. Walaupun itu tidak menutup kemungkinan Kate tetap akan tetap meninggal jika tubuhnya bereaksi akibat tidak cocok dengan ginjal Anna. selalu ada resiko.”Ginjal-itu hari ini. Besok lain lagi. Selalu ada sesuatu yang lain.” (Anna, hal. 118)
Berbekal guntingan dari sebuah koran dan uang hasil penjualan kalung emas pemberiaan Ayahnya setelah ia mendonorkan sumsum tulangnya untuk Kate, Anna mendatangi seorang pengacara. Dengan tujuan,”Aku ingin menuntut mereka untuk hak atas tubuhku sendiri.” Tuntutan Anna tentu saja mengejutkan orang tuanya. Selama ini Sara selalu berpikir, apa yang dilakukan Anna sebagai donor bagi Kate, adalah hal yang seharusnya. Anna ada agar Kate berumur panjang dan sembuh.
Berbeda dengan Brian dan Jesse, mereka mulai menyadari posisi Anna. Penyakit Kate, benar-benar membuat Sara dan Brian kehilangan empati dan simpatinya untuk dua anaknya yang lain, Anna dan Jesse. Jesse tumbuh menjadi remaja pemberontak. Terbiasa dengan minuman keras, obat terlarang dan kegemarannya membuat sebuah gedung terbakar. Jesse merasa dirinya seperti asap bagi orang tuanya.
Jika akhirnya, petisi Anna sampai di pengadilan dan ruang sidang menghadapi ibunya sendiri yang bertindak sebagai pengacara untuk dirinya sendiri, rasa sayang terhadap Kate dan orang tuanya tidak berkurang. Seperti diakui Anna, sepotong bagian dari dirinya menginginkan Kate tetap hidup, potongan lainnya berharap ia bebas. Anna tahu resikonya jika ia tetap tidak mau menyumbangkan ginjalnya. Kate akan mati. Anna pikir, itulah yang diinginkan Kate, untuk mengakhiri semuanya.
Pada akhirnya, walaupun pada mulanya Campbell terobesesi untuk memenangi perkara ini, persidangan Anna bukan lagi soal menang atau kalah, karena tuntutan Anna bukan sekedar tentang mendonorkan bagian-bagian tubuhnya untuk kesembuhan Kate tapi mencari tahu siapa dirinya dan apa yang ia inginkan.
Novel dengan konflik keluarga yang membuat haru. Ketika orang tua di tempatkan pada pilihan yang sebenarnya tidak bisadipilih. Pada kenyataannya, kadang kasih sayang tak bisa terbagi dengan sama rata, ada yang lebih diistimewakan tanpa disadari. Atau karena suatu ’hal besar’ saja yang membuat kasih sayang, empati dan rasa simpati itu tak bisa terbagi rata. Sekilas seperti sebuah ironi, karena di lain pihak, Brian berprofesi sebagai seorang pemadam kebakaran yang setiap saat ditempatkan pada posisi untuk bisa menyelamatkan nyawa orang. Sementara, ia tidak bisa menyelamatkan anaknya. Atau mungkin begitulah hidup, di buat ironi agar lebih menghargai hidup.
Novel ini ditulis dengan alur maju dengan kilasan flasback dari setiap tokoh utama yang terjalin dengan apik. Kilasan flasback pula yang menguatkan karakter setiap tokoh. Tokoh utama, selain kedua orang tua Kate dan Anna juga pengacara Anna, Campbell dan wali ad item nya, Julia. Namun begitu, Kate sebagai tokoh sentral, tidak dibuat menjadi tokoh utama. Terus terang, ini membuat saya menerka-nerka, apa yang kiranya ada di benak Kate, tentang kehidupan keluarganya, Anna dan keberadaan dirinya sendiri. Sengaja dibuat penulis (Jodi Picoult) seperti itu untuk mengejutkan pembaca? Beberapa istilah kedokteran pada novel ini berkaitan dengan penyakit Kate, tidak menggangu keasikan membaca novel ini, karena penulis menempatkannya padat empat yang sesuai. Tidak terkesan sok tahu atau pamer pengetahuan. Dan saat salah seorang harus pergi. Seseorang itu adalah Anna.
nb: novel ini selain membuat saya termehek-mehek, jadi lebih memaknai peran sebagai ibu dan istri. Seperti sebuah pepatah, tidak ada sebuah kalimat pun yang mampu menggambarkan kekuatan, kewibawaan dan keteguhan seorang ibu.

2 komentar:

Lies mengatakan...

btw, ini blog-nya rina ya?? Waa pa kabar? Tadi lies baca resensinya sekilas di milist, setelah sekian lama gak mampir ke milist.

Oh ya, btw, mampir ke blog lies ya:
http://laisya.blogspot.com

nuhun.

rina mengatakan...

lies,ditunggu kalau mau kirim resensi atau tulisan...
ok saya meluncur ke blog lies

Posting Komentar