Judul buku : A cup of Tea for Complicated Relationship
Penulis : Lygia Pecanduhujan dan Herlina P. Dewi (sebuah antologi)
Penerbit : Stiletto Book
Tahun : Agustus 2011 (cetakan 1)
Hal : 208 halaman
Dicinta dan mencintai kerap kali tidak berujung mulus pun ketika cinta itu telah di ikat dalam sebuah komitmen yang sakral yaitu pernikahan. Tidak juga berlaku hukum lamanya saling mengenal (pacaran) menjadi jaminan langgengnya sebuah ikatan pernikahan. Ada yang tanpa diawali proses pacaran sebuah ikatan pernikahan langgeng. Mungkin itu cara Tuhan membuat kita lebih bijak dan arif memaknai hidup untuk kemudian mensyukuri.
Perbedaan keyakinan (agama) biasanya menjadi hal yang membuat sebuah hubungan rumit. Andaipun yang menjalan hubungan tidak merasa rumit dengan keyakinan bahwa 'mengimani Tuhan yang Satu, Tuhan pencipta Semesta. Meski cara kami bertemu Tuhan memang berbeda, tetapi kami tidak pernah memandang perbedaan itu sebagai sebuah masalah' (hal 28), tapi bagi pihak keluarga dan teman, tetap memandangnya sebagai hubungan yang rumit. Seperti kisah yang dituturkan Ririe Rengganis.
Ya, bagi sebagian orang bicara mengenai perbedaan agama yang kemudian disatukan dalam ikatan pernikahan tidaklah sesederhana ungkapan Satu Tuha, beda jalan. prinsip ini yang di yakini penulis dalam ksiahnya yang berjudul, Selalu tersenyum meski tanpamu, yang menjadi kisah pembuka dalam seri kedua dari buku A cup of Tea (ACOT) for Complicated Relationship. Sebuah buku yang berisi 20 kisah menghangatkan hati mengenai kompleknya sebuah hubungan cinta.
Ikatan pernikahan yang sakral pun tidak serta merta membuat hubungan manis. seperti kisah yang dialami Yani dalam tulisan yang berjudul Saat Harus Memilih. Tahun-tahun awal pernikahan yang biasanya begitu manis terlebih setelah kehadiran si buah hati malah menjadi saat yang menyakitkan. Menyadari kenyataan sosok lelaki yang dinikahi tak punya karakter, pendirian dan tidak bertanggung jawab. Sikap – sikap yang semestinya dimiliki seorang lelaki sejati sebagai suami dan ayah. Atau perihnya luka yang dialami Puput Happy yang dipoligami dengan iming-iming masuk surga dan diminta tinggal serumah dengan istri kedua suaminya. Isu yang sangat sensitif untuk perempuan.
Ya, bagi sebagian orang bicara mengenai perbedaan agama yang kemudian disatukan dalam ikatan pernikahan tidaklah sesederhana ungkapan Satu Tuha, beda jalan. prinsip ini yang di yakini penulis dalam ksiahnya yang berjudul, Selalu tersenyum meski tanpamu, yang menjadi kisah pembuka dalam seri kedua dari buku A cup of Tea (ACOT) for Complicated Relationship. Sebuah buku yang berisi 20 kisah menghangatkan hati mengenai kompleknya sebuah hubungan cinta.
Ikatan pernikahan yang sakral pun tidak serta merta membuat hubungan manis. seperti kisah yang dialami Yani dalam tulisan yang berjudul Saat Harus Memilih. Tahun-tahun awal pernikahan yang biasanya begitu manis terlebih setelah kehadiran si buah hati malah menjadi saat yang menyakitkan. Menyadari kenyataan sosok lelaki yang dinikahi tak punya karakter, pendirian dan tidak bertanggung jawab. Sikap – sikap yang semestinya dimiliki seorang lelaki sejati sebagai suami dan ayah. Atau perihnya luka yang dialami Puput Happy yang dipoligami dengan iming-iming masuk surga dan diminta tinggal serumah dengan istri kedua suaminya. Isu yang sangat sensitif untuk perempuan.
Kedua cerita itu memang paling menyentuh untuk saya mungkin karena sudah menikah dan mengalami rasanya ‘sudah total’ sebagai istri dan mama bagi anak-anak. Totalitas yang menyakitkan jika sampai dikhianati.
Ada 16 kisah lain yang tak kalah menarik dan bisa dijadikan pembelajaran, terutama untuk para perempuan. cinta memang memabukkan tapi jangan sampai membutakan hati sehingga tega mengkhianati perempuan lain dengan rela menjadi istri kedua.
Btw, buku yang membuat rasa stukur saya bertambah karena memiliki suami sepertimu - this review dedicated for my husband:)
Oh ya sedikit kritik, cetakan buku kurang rapih, ketebalan tinta kurang merata. but don't judge the book by the cover.
Oh ya sedikit kritik, cetakan buku kurang rapih, ketebalan tinta kurang merata. but don't judge the book by the cover.
4 komentar:
mirip2 catatan hati Asma Nadia itu ya..?
Ya, mirip catatan hati seorang istri asma nadia. salam kenal mba Yayun...:)
Rasanya mengenal mbak Lygia dan mbak Puput Happy dari facebook tapi belum pernah baca buku ini.
Terimakasih resensinya mbak.
Oya, saya gak dapat tulisan mbak yang ikut lomba Resolusi itu, di mana yah :( (saya juga sudah ke blog yang satu lagi tapi gak dapat mbak ..)
belum saya posting mbak ada masalah di kode html bannernya yang error...
Posting Komentar