Judul Buku : Apa Itu Homeschooling
Penulis : Sumardiono
Penerbit : PandaMedia imprint GagasMedia
Tahun : 2014
Hal : 178
ISBN : 978-979-780-709-2
Apa Itu HomeSchooling
Saya mulai tertarik dengan ide
homeschooling (HS) sejak secara tak sengaja ‘tersasar’ ke blog rumah inspirasi
tahun 2010. Jadi waktu itu saya masih ngblog di multiply, karena teman di blog
multiply ada yang homeschooling untuk anaknya, ‘nyasarlah’ saya ke blog mba
Lala. Dan saya tertarik dengan ide homeschooling walaupun untuk menerapkannya
masih terbentur ego J.
Ketertarikan yang membuat saya
merasa harus siap jika tiba-tiba anak-anak mau homeschooling, misal si kecil
sudah mengetahui minat dan bakatnya di usia sangat dini, sehingga dia tidak
tertarik dengan pelajaran lain malah mogok sekolah. kata suami sih itu
andai-andai yang berlebihan. Btw, saya merasa harus tahu dan siap aja sih.
Gagasan paling mendasar dari HS
adalah tidak ada batasan apa saja yang harus dipelajari anak, batasannya hanya
tidak melanggar aturan Tuhan dan tidak melanggar hukum. Dibangun berdasarkan
nilai-nilai kebebasan bertanggung jawab pada orangtua atas arah pendidikan
anak-anaknya (hal 3).
Bagaimana dengan kemampuan
pengetahuan dan keterampilan orangtua yang terbatas? Di sinilah peran besar
orangtua untuk mau belajar dan siap bekerja keras untuk anak-anaknya tapi jika
tidak meumungkinkan pilihan mengleskan anak adalah jawabannya. Misal, jika
orangtua kesulitan mengajarkan pelajaran bahasa Inggris, maka orangtua dapat
mengeleskan anak pelajaran itu.
Namun jangan membayangkan HS sama
dengan memindahkan belajar seperti di sekolah ke rumah, semua mata pelajaran di
pelajari sesuai silabus dsb. HS lebih menekankan pada proses belajar yang
sesuai bakat dan minat anak. Belajar dan apa yang dipelajari diselaraskan
dengan kegiatan sehari-hari.
Misal, membiasakan anak untuk
bertanggung jawab dengan dilatih melalui berbagai kegiatan di rumah seperti
membersihkan rumah, menyiram tanaman dll. Sementara untuk hal yang bersifat
akademis, proses belajar dimulai dengan rasa ingin tahu yang dikembangkan
orangtua melalui proses mendidik dengan bertanya.
Homeschooling menerapkan model
belajar modular yaitu proses belajar yang disusun berdasarkan mata pelajaran,
bukan paket pelajaran. Anak belajar sesuai kecepatannya masing-masing untuk
setiap mata pelajaran (hal 91).
Dalam sistem belajar modular,pada
satu waktu tertentu anak bisa berada di jenjang yang berbeda misal kelas 6
untuk matematika, kelas 5 untuk bahasa Indonesia dan seterusnya.
Kunjungan ke tempat eduwisata
bagi orangtua dan anak homeschooling menjadi agenda pembelajaran yang ‘wajib’,
karena itulah salah satu media anak belajar.
Bagaimana jika anak homescooling
ingin melanjutkan ke jenjang kuliah sehingga perlu ijasah? Siswa homeschooling
harus melalui Ujian Kesetaraan atau Ujian Paket. Paket A setara SD, Paket B
setara SMP dan Paket C setara SMA.
Sistem belajar homeschooling
fleksibel bukan hanya dalam hal tempat belajar dan dana juga materi tambahan.
Misal jika anak tertarik dengan pelajaran atau keterampilan tertentu (seni atau
musik) bisa dileskan. Dan jika di sana ada bakat dan minatnya bisa difokuskan
lebih cepat sehingga anak bisa menguasai bakat dan minatnya pada usia lebih
dini.
Bagaimana anak-anak homeschooling
bersosialisasi? Pertanyaan ini juga yang ada di benak saya jika si kecil
homeschooling. Jawabannya ada dihalaman 43 buku ini; makna sosialisasi yang
utama adalah penanaman nilai (value) dan membangun keterampilan sosial. Melalui
keluarga, terbangun nilai-nilai apa yang seharusnya menjadi pegangan untuk
interaksinya dengan teman dan masyarakat saat bertumbuh besar (hal 46).
Sedikit saya tambahkan mengenai
sosialisasi, dari melihat blog teman-teman yang HS, umumnya mereka memiliki
atau tergabung dengan komunitas HS, dan biasanya ada kegiatan bersama antara
anak-anak HS, seperti pramuka. Jadi ini menjawab masalah sosialisasi anak-anak
HS.
Evaluasi HS selain dilakukan
melalui hasil ujian/tes yang tak kalah
penting adalah portofolio. Portifolio adalah dokumentasi yang menunjukkan
catatan letertarikan dan gairah (passion) seseorang, yang terwujudkan dalam
bentuk aksi dan output. Bisa dalam bentuk multimedia, foto, film atau
penghargaan.
Buku yang ditulis praktisi HS ini
bukan berisi panduan bagaimana homeschooling diterapkan pada lebih pada sebuah
pengantar. Bagaimana awalnya gagasan homeschooling dan menerapkannya secara
garis besar.
Sedikit tentang penulis buku ini;
Sumardiono adalah praktisi Homeschooling. Sudah sebelas tahun menjalankan
Homeschooling untuk ketiga anaknya. Tinggal di Jakarta Timur, kegiatannya homeschooling
yang dilakukan penulis dan keluarganya bisa dilihat di www.rumahinspirasi.com
1 komentar:
terima kasih banyak atas artikelnya kak
Posting Komentar