Judul Buku : 3360
Penulis : Daniel Mahendra
Penerbit : Grasindo
Tahun : September 2014
Hal : 322
ISBN : 978-602-251-691-0
Cinta, Impian dan Perjalanan
Hidup adalah rangkaian perjalanan
yang akan mempertemukan dengan banyak
orang,beragam karakter dan membawa banyak cerita pada setiap tempat yang disinggahi.
Ada saatnya pergi dan ada saatnya pulang. Seperti sebuah rangkaian kereta api
dan stasiun. Itulah filosofi hidup bagi Namara yang jatuh cinta pada kereta api
sampai terobsesi untuk mengelilingi dunia
dengan menyusuri jalur kereta api. Pakde adalah orang pertama yang membuat
Namara jatuh cinta pada kereta api. Sejak kecil ia kerap diajak jalan-jalan ke
stasiun dan berkereta, menyusuri jalur kereta api dari Banyuwangi hingga Merak.
Jika awalnya Namara berharap impiannya itu terwujud bersama orang
yang dicintai, yang terjadi justru sebaliknya. Kepergian Damar, lelaki yang
dicintainya selama 7 tahun, tanpa pamit atau meninggalkan jejak, membuat Namara
nekat mewujudkan mimpi itu.
Ide mengelilingi jalur kereta api
di dunia, terdengar gila oleh sebagian orang terlebih jika untuk mewujudkannya
harus meninggalkan pekerjaan. Alasan itulah yang ditentang Ibu angkat Namara
yang tak lain adalah Budenya. Mimpi
memang kerap kali mengangkat manusia terbang tinggi meninggalkan logika di
bumi. Tapi bukankah mimpi pula yang membuat manusia mampu menyibak isi langit,
mengarungi semesta, serta melintasi ribuan tahun cahaya? (hal 116). Restu Pakde
meyakinkan Namara untuk mewujudkan impiannya.
Kini, ia berada dalam salah satu bilik
kereta api jurusan Chengdu-Lhasa, yang akan membawanya menuju Tibet, melintasi
jalur kereta api sepanjang 3360 km. Melintasi kota, desa, savana dan barisan
gunung Himalaya.
Namun nyatanya perjalanan itu
tidak benar-benar menghilangkan ingatan Namara akan Damar. Kilasan peristiwa
dalam bersama Damar, ibu kandungnya dan teman-temannya mewarnai perjalanan
Narama.
Dalam perjalanannya menuju Tibet,
Namara satu bilik dengan 5 turis lain, sepasang kakek nenek dari China, Emir
turis asal Malaysia, Chen turis asal Hongkong dan Fabio turis asal Italia. Lamanya
perjalanan yang di tempuh membuat akhirnya mereka akrab satu sama lain, kecuali
Chen yang selalu menyendiri dan berperingai kasar. Satu persatu mereka saling
membuka diri. Alasan Fabio travelling
ke Tibet untuk menguji keberanian, terkait dengan adat kebiasaan orang Italia
selatan yang begitu teringat dengan keluarga dan ketidakmampuannya berbahasa
Inggris membuat mereka enggan pergi keluar Italia. ‘Bukan soal menunjukkan pada dunia. Tapi minimal untuk diriku sendiri.
membuka cara pandangku sendiri’(Fabio, hal 45).
Lain dengan Fabio, kunjungan Emir
ke Tibet berawal dari sebuah kalimat di buku yang ia baca, mengenai mimpi masa
kecil yang kerap terlupakan. Buku itu mengingatkan impian masa kecilnya, yaitu
mengunjungi Tibet.
Si Kakek dan nenek bercerita
mengenai putrinya yang tertembak saat Demontrasi Tiananmen berjadi.’Ia seorang aktivitis yang melakukan orasi, menuntut pemerintah
memperbaiki sikap mereka yang represif terhadap oposan. Dan itu memang layak
diperjuangkan. Ya, kami bangga. Karena begitulah seharusnya anak muda.’ (hal
190).
Semua percakapan itu membuat
Namara menginsafi dirinya, bertanya-tanya pada diri sendiri apa sebetulnya
tujuan hidupnya sendiri dan proses apa yang tengah ia tempuh.
Jalur kereta China-Tibet ternyata
bukan yang terpanjang di dunia. Jalur kereta terpanjang di dunia adalah
sepanjang sembilan kali pulau jawa, yaitu jalur kereta yang melintasi
perbatasan Rusia, Cina dan Korea Utara. Penjelasan dari si kakek membuat Namara
merasa tertantang untuk melanjutkan perjalanannya menyusuri jalur kereta api di
dunia. Tapi keadaan berkata lain, di tengah perjalanan tiba-tiba si kakek
meninggal, seluruh penghuni bilik jadi tersangka. Namara, Fabio, Emir dan Chen diturunkan di stasiun Delingha Provinci Qinghai dan
mengalami berkali-kali introgasi untuk memastikan ada tidaknya keterlibatan
salah satu dari mereka dengan kematian si kakek.
Cerita yang membawa pembaca pada imajinasi
pengenai Tibet sebagai negeri atap dunia, yang kini menjadi salah satu
destinasi pariwisata yang paling di minati.
Dan bagaimana memukaunya melintasi China menuju Tibet dengan kereta api.
Karena jalur kereta menuju Tibet tidak biasa, melintasi pegunungan Himalaya
dengan ketinggian ribuan meter, dan membelah pegunungan dengan panjang
terowongan ratusan meter, agar jalur kereta tidak menanjak terlalu tinggi.
Beberapa kalimat di sisipi kata
yang terdengar asing, bukan karena kata itu berasal dari bahasa asing tapi
bahasa Indonesia yang jarang sekali digunakan baik dalam ungkapan lisan maupun
tulisan seperti; melantas, membidas, sipongang, membisu gagu dan lain kata
‘unik’ lainnya. Namun di tempatkan dengan tepat sehingga tetap nyaman dibaca
dan tidak mengganggu. Yang pasti keberadaan kata-kata ini memperkaya pengetahuan pembaca akan kosakata Indonesia.
Buku fiksi yang memaknai arti
sebuah sebuah perjalanan dan bagaimana sebuah perjalanan mampu merubah sudut
pandang menjadi lebih terbuka dan menghargai perbedaan. Layak di baca karena
semestinya rangkaian perjalanan atau travelling
yang dilakukan bukan sebagai rentetan kebanggaan tapi proses pembelajaran dalam
kehidupan.
Hampir setiap sub judul salam buku ini di tutup dengan teks lagu, yang menurut saya tidak perlu karena membuat novel ini kurang special karena mengingatkan pembaca pada sebuah novel lain yang juga terdapat banyak kutipan teks lagu. Tapi itu hanya menurut pendapat saya.
Secara keseluruhan novel ini apik; deskriptif, pilihan katanya juga tepat dan banyak bertebaran kalimat yang maknanya cukup dalam .
Ini adalah buku kesekian dari penulis, Daniel Mahendra, 2 buku lain yang terbit tahun lalu oleh penerbit Mizan berjudul Niskala dan Perjalanan ke Atap Dunia.
1 komentar:
seru nih... perjalanan panjang pakai kereta...
kata2 'unik'nya bagus buat nambah perbendaharaan kata yah :)
Posting Komentar