Judul Buku : Jasmine
Penulis : Riawani Elyta
Penerbit : Indiva
Tahun : November 2013
Hal : 316
Jasmine
Buku ini novel
ini juara satu lomba menulis novel inspiratif Indiva. Nah seinspiratif apa sih
sampai jadi juara pertama, penasaran kan? Samaaaa....:p.
Tema yang
diangkat memang unik alias jarang diangkat. Yaitu mengenai hacker dan pekerja
seksual yang terjangkit HIV/AIDS.
Dean di juluki The
Prince bukan semata karena tampan dan kaya – Ayahnya seorang konglomerat yang
masuk dalam jajaran 100 pengusaha paling sukses di Tanah Air – juga karena ia
cerdas, bisa mengendalikan dan menjadi leader bagi teman-temannya yang
tergabung dalam Cream Crackers.
Cream Crackers
adalah sekelompok orang yang ‘hobi’nya melumpuhkan bahkan membobol sistem
komputer melalui jaringan, sehingga mengacaukan sistem penyimpanan data. Mereka
umumnya membobol sistem komputer perbankan sehingga dapat menggunakan kartu
kredit atau atm palsu untuk mendapatkan uang. Dan seperti itulah yang dilakukan
Dean dan teman-temannya; Ioran, Yudha dan Yoyok yang tak lain adalah para
mahasiswa.
Petualangan
menjadi Cream Crackers membawa kepuasan tersendiri untuk Dean, bukan semata
karena materi yang ia dapatkan tapi karena ia merasa menjadi dirinya
sendiri.
Diantara ketiga
temannya, Ioran yang memiliki ambisi mengalahkan Dean, dengan kecerdasan yang
dimilikinya, ia berhasil pembobol sistem pertahanan komputer Dean. Namun hal
itu tidak membuat Dean marah, sebaliknya Ioran diangkat Dean menjadi orang
kepercayaannya. Apakah ada motif lain dibalik mengangkatan Ioran sebagai tangan
kanan Dean? Motif yang dikhawatirkan teman-temannya yaitu bahwa Ioran akan
menjadi tumbal jika kasus ini terungkap aparat?
Di tempat lain
seorang perempuan muda berusaha melepaskan diri dari lingkaran prostitusi yang
menjeratnya. Hidup dalam ketakutan
karena kabur dari mucikarinya. Trauma menyebabkan dia berusaha melupakan
masa lalu termasuk melupakan namanya. Karena sebuah kecelakaan ia sampai di Yayasan
Pelita. Sebuah yayasan paling intens mendampingi dan memotivasi para ODHA.
Di yayasan
itulah perempuan muda cantik itu diberi nama Yasmine. Di tempat ini Yasmine
bertemu Malika seorang penderita AIDS yang membuat Jasmine rindu pada masa
lalu, ...suatu masa dimana kaki-kaki
kecilnya melangkah gegas ke surau bersama beberapa pasang kaki kecil lainnya di
saat adzan bergema, berebutan mengambil wudhu dari kera...(hal 147)
Priyatna,
seorang polisi, tengah mencari seorang
gadis yang hilang bertahun lalu. Gadis yang tak lain adalah anak dari tantenya,
Rowena. Apakah Jasmine adalah Raisa anak Rowena yang hilang yang diduga terperangkap dalam kasus trafficking?
Salah satu
point yang menurut dugaan saya novel ini menjadi pemenang adalah karena konflik yang terjalin
cukup kompleks dan temanya langka untuk novel bergenre novel islami seperti
Novel ini menyajikan konflik yang cukup kompleks, mengenai cracker, trafcing,
prostitusi dan penderita ODHA. Selain deskripsi setting dan alur yang cukup
dalam.
Hal lain yang menarik
perhatian adalah pemilihan diksi yang
kurang umum, seperti semua kata mata, pandangan atau penglihatan di ganti
dengan kata visual. Mungkin pemilihan ini dikaitkan dengan salah satu tema yang
diangkat, yaitu cracker, dunia virtual. Tapi menurut saya, pada beberapa adegan
penggunaan diksi ini terkesan memaksakan – atau karena saya belum terbiasa ya
heheh – saya terbiasa membaca dan menemukan diksi ini dalam tulisan-tulisan
ilmiah dan non fiksi.
Seperti dalam
kalimat di halaman 12, ...visualnya
memunggungi monitor.
Sedangkan kata
visual di kalimat ini menurut saya pas (hal 40).Dalam dimensi yang memisahkan visual dan konsentrasi sel-sel syaraf....
Namun ada kalimat yang menurut saya lebih pas menggunakan kata
visual daripada kata merealisasikan
seperti dalam kalimat di halaman 181...Dean
merealisasikan setiap kata yang ia ucapkan melalui gerak jemarinya, mengarahkan
kursor .....
Tapi pemilihan
diksi adalah hak perogatif penulis bukan?
Sedangkan
nilai/penyampaian islaminya sendiri menurut saya terlalu standar yaitu ada
adegan di mana ada orang tersadar hingga menjadi orang sholeh karena mendapat
hidayah. Bukan novel islami yang ‘content’
islaminya tersirat secara menyeluruh.
Oh ya, ada yang
kurang saya mengerti yaitu alasan atau motivasi
Dean mengunjungi tempat prostitusi sehingga bertemu dan jatuh cinta pada
Jasmine. Jika saja di sebutkan di awal Dean seorang playboy bukan seorang cowok
dingin (tanpa perlu cerita siapa aja pacarnya) mungkin alasan itu tidak diperlukan.
Kepiawaian penulis mendeskripsikan setting dan alur yg detail dalam novel ini mungkin tidak bisa dilepaskan dari latar belakang penulis yg sebelumnya menjuarai beberapa menulis fiksi diantaranya menjuarai lomba menulis fiksi di majalah femina.
Kepiawaian penulis mendeskripsikan setting dan alur yg detail dalam novel ini mungkin tidak bisa dilepaskan dari latar belakang penulis yg sebelumnya menjuarai beberapa menulis fiksi diantaranya menjuarai lomba menulis fiksi di majalah femina.
But, secara
keseluruhan novel ini wort to read. Dalam skala 5 bintang, saya beri 3 bintang
untuk novel ini.
1 komentar:
sesuatu yg salah bukan berarti harus kita hindari,,,
para korban yg terkena HIV harus kita semangati bukan kita jauhi,,,,
karna untuk bisa bangkit kita butuh orang yg bisa mensupport dan orng2 terdekatlah yg sangat mereka butuhkan saat ini,,,,
tetap semangat melewati ujian yg kalian rasakan
karna di balik ujian ada sebuah hikmah dan berkah besar dari tuhan...
Posting Komentar