Jumat, Maret 14, 2014

Rahasia Ayah Edy Memetakan Potensi Unggul Anak



Judul Buku          : Rahasia Ayah Edy Memetakan Potensi Unggul Anak
Penulis                : Ayah Edy
Penerbit              : Noura Books
Tahun                 : Februari  2014
Hal                     : 175
ISBN                 : 978-602-1606-38-4
Harga                  : rp.42.000,-

Memetakan  Potensi Unggul Anak Sejak Dini
resensor rina susanti

*resensi ini dimuat di koran jakarta beberapa hari lalu dan di edit cukup banyak sehingga menurut saya kurang komprehensif. Berikut versi asli sebelum di bedah editor korjak. Versi korjak bisa dilihat di sini 
Setiap anak lahir dengan membawa bibit unggul masing-masing. Anak yang memiliki bibit dokter jika dirawat dengan tepat, kelak ia akan tumbuh menjadi ‘pohon dokter’, begitu pun anak dengan bibit pelukis akan tumbuh menjadi ‘pohon pelukis’ jika diasah dan dikembangkan dengan baik. Sayangnya, bibit apa yang dimiliki seorang anak tidak terstempel di dahinya, orangtua dituntut jeli membaca petunjuk – petunjuk di bawa anak sejak lahir.  Anak yang membawa bibit pelukis, biasanya sejak kecil sudah terlihat senang menggambar dan memberikan hasil gambar yang kualitasnya baik ketika diajari.
Namun adakalanya orangtua ‘memaksakan’ minat dan bakat anak dengan tujuan agar kelak si anak sukses. Sukses yang umumnya dikaitkan dengan pekerjaan yang  bisa memberikan penghasilan besar.  Tak heran jika saat memasuki jenjang kuliah, banyak orangtua menuntut anak masuk jurusan-jurusan favorit tak peduli anak tidak berminat atau tidak berbakat terhadap bidang itu.
Akhirnya bibit pelukis tumbuh menjadi ‘pohon dokter’, bibit sutradara menjadi ‘pohon insinyur’.  Mereka tumbuh menjadi dokter atau insinyur tanggung karena bekerja dengan setengah hati, tidak bahagia  dan bekerja hanya demi uang.  Mereka tidak memiliki impian dan idealis sehingga peluang untuk melakukan korupsi  besar.
Padahal jika kelak seorang anak bekerja dan mencintai pekerjaannya – walaupun bukan pekerjaan yang katanya berpenghasilan besar – ia akan bekerja dengan sepenuh hati dan bukannya cuma sibuk memburu uang, justru uanglah yang akan mengejarnya (hal 13).

Di sinilah diperlukan kebesaran hati orangtua  jika ternyata potensi ungul anak tidak sesuai yang diinginkan, atau bukan potensi yang populer di kalangan masyarakat umum, misal anak berminat dan berbakat menjadi seorang dalang.

Mengetahui potensi unggul anak sejak dini, akan memudahkan orangtua mengasah dan mengembangkannya sejak dini pula sehingga saat memasuki usia remaja anak sudah memiliki impian dan tujuan masa depan. Anak yang sudah memiliki impian dan tujuan masa depan tidak akan mudah terpengaruh oleh lingkungan buruk seperti tawuran, narkoba dan pergaulan bebas.

Selain itu, mengetahui potensi unggul anak sejak dini  sama dengan menyiapkan anak-anak kita menjadi sumber daya manusia (SDM) yang siap menghadapi pasar bebas dan menjadi tuan di negara sendiri.
Seperti kita kita ketahui, era pasar bebas sudah dimulai sejak tahun 2010, tahun 2015 negara kita akan bersaing di Masyarakat Ekonomi ASEAN.  Tak lama lagi para pencari kerja akan bersaing dengan para pencari kerja dari berbagai negara ASEAN. Dan saat itu  yang dibutuhkan adalah SDM yang berkualitas dan spesialisasi (hal 17).

Bagaimana dengan anak yang diberi label tertentu oleh sekolah atau psikolog, seperti anak hiperaktif, autis, slow learner, disleksia. Label yang umumnya membuat para orangtua pesimis dan bingung dengan masa depan anaknya kelak. Banyak fakta sejarah bagaimana anak-anak yang dianggap ‘bodoh’ ternyata jenius sebuat saja Albert Einsten atau Thomas Alpha Edison, di keluarkan dari sekolahnya karena dianggap bodoh. Dari dalam negeri ada Marta Tilaar, beliau dulu dianggap anak slow learner, namun kini menjadi pengusaha sukses dan dikenal sebagai tokoh kecantikan yang sudah mendunia, kisahnya ada di halaman 104. Artinya, orangtua berperan penting menentukan kesuksesan seorang anak kelak bukan hanya sekolah.  Homeschooling bisa menjadi pilihan.  

Memetakan Potensi Unggul Anak
Bagaimana kita sebagai orangtua mengetahui potensi unggul anak? Dalam bukunya ini disebutkan lima langkah yang harus dilakukan orangtua untuk mengetahui potensi unggul anak.

Tapi sebelum kelima langkah itu dilakukan orangtua harus di pahami dulu apa itu minat dan bakat. Minat dan bakat/potensi biasanya berimpitan namun dua hal yang berbeda. Minat adalah aktivitas yang kita sukai dan merasa senang mengerjakannya tapi belum tentu aktivitas itu merupakan bakatnya. Sedangkan bakat berhubungan dengan hasil. Anak dengan bakat melukis misalnya, ketika di ajari melukis akan memberikan hasil signifikan.

Adapun lima langkah itu adalah; melakukan stimulasi, menentukan minat dan bakat anak, menguji coba minat dan bakat, penajaman profesi atau memberikan pengetahuan mengenai profesi yang kelak diinginkan anak sesuai minat dan bakatnya terakhir membuat rencana masa depan atau membuat rencana dan langkah-langkah yang harus di tempuh untuk anak mencapai kesuksesan dengan potensi unggul yang dimilikinya.

Hal lain yang ditekankan dalam buku ini adalah bahwa uang bukan segalanya, artinya keterbatasan uang bukan halangan untuk mengasah dan mengembangkan potensi unggul anak.

Buku ini ditulis Ayah Edy berdasarkan pengalamannya sebagai praktisi dan konsultan Parenting, jadi selain teori buku ini juga berisi contoh memetakan potensi unggul anak  dari klien Ayah Edy.  Ada juga kisah inspiratif dari orang-orang berbakat nomor satu di dunia dan bagaimana mereka ditemukan potensinya sejak dini oleh orangtua mereka, seperti pembalap dunia Michael  Schumacher   atau  Agnes Monica penyanyi yang mencapai kesuksesannya di usia belia.

Buku ini sangat direkomendasikan untuk para orangtua dan calon orangtua.

Review buku Ayah Edy yang lain di sini 

versi korjak



7 komentar:

Nia K. Haryanto mengatakan...

Buku-buku ayah Edi selalu bagus-bagus. Aku beberapa kali baca bukunya. Lumayan nambah-nambah ilmu arenting ya Mak. TFS. ^^

Rina Susanti mengatakan...

sepakat mak Nia...wawasan jadi terbuka, jadi ortu itu ternyata harus total hehehe

Pakde Cholik mengatakan...

Anak bukan hanya diasuh dan dirawat saja tetapi juga diasah sejak dini ya Jeng.
Menanamkan kebiasaan baik tentu merupakan hal yang harus diperhatikan. Demikian pula penyiapan intelektualnya. Namun demikian pelaksanaannya harus gradual agar anak-anak tidak terlalu terbebani.
Resensi yang apik
Salam hangat dari Surabaya

Rina Susanti mengatakan...

terima kasih atas kunjungannya pak de :) saya setuju, menggali potensi anak jgn sampai anak merasa terbebani, dalam buku ini ayah edy memberi solusi alternatif dengan homeschooling ,

Ila Rizky mengatakan...

wow, masuk korjak ya, mbak. selamat ya. ;)

ruthe mengatakan...

Saya baru baca buku Ayah Edy. Sungguh senang ada cara didik lain yang bisa mendahulukan kebahagiaan anak. Ga sabar pengen praktek ke anak sendiri yang masih dalam kandungan :)

Ila Rizky mengatakan...

aku pernah baca buku ayah edi, jawabannya bisa membantu ortu untuk membenahi pola asuh anak.

Posting Komentar