Judul Buku : Kukila (kumpulan Cerpen)
Penulis : M. Aan Mansyur
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : November 2012
Hal : 184
ISBN : 978-978-22-8839-1
Harga : rp.38.000,-
Kukila
Alasan saya
membeli dan membaca buku ini hanya satu, karena buku ini masuk dalam 10 besar
Khatulistiwa Literary Award (KLA) 2013. Buku-buku yang masuk nominasi KLA
selalu membuat saya penasaran, sejak jamannya SGA (Seno Gumira Ajidarma),
sekitar 10 tahun lalu kali ya, jaman-jamannya kuliah. Dua buku nominasi KLA
2013 yang sudah saya baca Pulang karya Leyla S Chudori sudah saya review di
sini dan Amba karya Laskmi Pamuntjak (belum sempat di resensi ).
Kembali ke buku
Kukila. Ternyata Kukila nama seorang perempuan, yang dalam kesustraan klasik
berarti burung. Kukila terlibat cinta
segitiga yang kemudian disesalinya hingga separuh hidupnya di dera perasaan
bersalah yang besar kepada mantan suaminya, mantan kekasih (selingkuhannya) dan
ketiga anaknya.
Rasa bersalah
yang membuatnya membenci september dan pohon. Karena pada bulan september
Rusdi, suaminya meninggalkannya setelah menebang pohon mangga yang di tanam sehari
setelah mereka pindah ke rumah itu. Kukila dan Rusdi menyebutnya Pohon Mangga
Pernikahan.
Aku menangis waktu pohon mangga itu ditebang
Rusdi. Aku tahu, Rusdi juga menangis dengan bahasanya sendiri. Namun, pohon mangga
harus ditebang sebagai akhir cerita, sebuah akhir pernikahan. Kami telah
sepakat. Tidak boleh ada yang egois di antara kami membiarkan pohon itu tetap
tumbuh(hal 9).
Kukila menikah
dengan Rusdi karena perjodohan yang dilakukan orangtua mereka. Sebelumnya
Kukila memiliki kekasih bernama Pilang, sahabat Rusdi. Namun karena Pilang dan dirinya beda agama,
orangtua Pilang tidak merestui hubungan itu.
Rusdi seorang
suami baik dan bertanggung jawab sayangnya, dia tidak bisa memberi keturunan. Mereka telah menganggap pernikahan yang
tidak dianugrahi anak sebagai pernikahan terkutuk. Kutukan paling celaka (hal
34). Jadilah Rusdi meminta Pilang tidur dengan istrinya. Benih cinta Kukila
dan Pilang kembali tumbuh. Benih cinta yang menghancurkan kehidupan rumah
tangganya bersama Rusdi dan ketiga anaknya.
Kukila
menuliskan perasaan menyesal dan cerita hidupnya pada lembaran surat yang
dikirim pada anak sulungnya.
Menurut saya
yang membuat cerpen-cerpen ini istimewa karena kata-kata yang dipilih penulis
cukup apik. Beberapa kalimat seperti disusun bernada. Tidak menjelimet, karena
bahasa yang dipilihnya bahasa keseharian hanya cara penulis memadupadankan
sehingga menjadi manis. Deskripsinya detail tapi tidak berlebihan.
Seperti dalam
paragraf ini. Dalam duduk, aku panjatkan
doa-doa. Doa-doa saja, tanpa air mata. doa-doa panjang. Aku tidak mampu
menemukan pilihan kata yang baik dan kalimat pendek. Sebenarnya aku ingin
berkata; Tuhan, kokohkan aku, kokohkan Rora dan adik-adiknya. Lalu berkali-kali
kata ‘amin’ aku letakkan di ujung doa (hal 11).
Aku
pulang. Banyak yang berubah. Jalan beraspal licin melata sampai kaki
bukit-sampai menjilat bibir pintu rumah penduduk. Jalan yang sama dulu
membawaku pergi meski harus berjalan kaki sejauh lima belas kilometer sebelum
bertemu mobil (hal 146).
Selain Kukila,
cerpen yang menjadi pembuka buku ini, sekaligus cerpen yang paling panjang, ada
15 cerita pendek lain dengan ‘sense’ berbeda-beda. Jika cerpen Kukila terkesan
serius maka di cerpen lain, kita di bawa tertawa atau cengir karena ide cerita yang
lucu dan konyol atau endingnya yang tak yang
tak terduga. Seperti dalam cerpen
berjudul Lima pertanyaan perihal bakso (hal 139) dan Sehari setelah istrinya di
makamkan (hal 103).
Walaupun begitu
penulis tetap menuliskannya dengan bahasa yang manis dan bersahaja hingga
nikmat dibaca (tapi ini soal selera ya...hehe, yang pasti ini cukup masuk dalam
selera saya).
Dalam beberapa
cerpen penulis mengkritik pandangan masyarakat bangsawan Bugis yang menganggap pernikahan
tanpa anak adalah kutukan.
Dalam beberapa
cerpen, penulis memberi nama tokoh utamanya yang sama Kukila. Ini mengingatkan
saya pada cerpen-cerpennya SGA, yang senang sekali menamai tokohnya dengan nama
Alina atau Sukab dalam cerita berbeda alias tidak berhubungan satu sama lain.
2 komentar:
jadi penasaran penen baca...aku juga suka mak buku2 yg masuk KLA ...:)
ayo di baca-baca heheeh
Posting Komentar