Selasa, Mei 04, 2010

The Franklin Series

Penulis : Rina S

Franklin sudah bisa berhitung dan mengikat tali sepatunya sendiri dan hari itu hari pertama Franklin masuk sekolah. Benarkah pertama kali masuk sekolah adalah hal yang menyenangkan? Namun bagi Franklin hari  pertama masuk sekolah juga  membuatnya gelisah dan takut sampai perutnya terasa mulas. Hari itu Franklin bangun lebih pagi dari kedua orang tuanya, ia takut kesiangan masuk sekolah. Di halte bis Franklin bertemu teman-temannya yang ternyata  sudah ada yang bisa berhitung, membaca dan menulis  angka, hal itu membuat Franklin gelisah dan mengurungkan niatnya untuk sekolah.

Franklin adalah seorang anak kura-kura yang jika diibaratkan seorang anak manusia, Franklin kira-kira berusia antara empat sampai lima tahun. Teman-teman sekolah dan bermain Franklin adalah Bear si beruang, Fox si rubah, Rabit si kelinci, Beaver si berang-berang, Moose si rusa, Hawk si bulang elang dan masih banyak lagi. Thema cerita dalam seri Franklin bisa dibilang mewakili tahapan yang akan dilalui si kecil, sebut saja judul Franklin Pergi ke Sekolah.

Gambar cover dan isi seri buku ini didominasi warna hijau. Walaupun warna hijaunya tidak terkesan gelap dan suram, tetap saja mulanya saya kurang sreg dan membuat saya ragu apakah Azka akan menyukainya. Karena bukankah bayi, batita atau balita suka buku dengan gambar berwarna-warna terang dan mencolok. Tak disangka saat pertama kali membacakannya – saat itu Azka berusia kurang lebih satu tahun – Azka langsung suka dan sejak itu ingatan dan ‘pengetahuan’ apa itu sekolah tertanam pada Azka. Tiap ia melihat anak mengenakan tas, ia menunjuk,”sekolah.” Begitu pula kalau melihat anak tetangga membawa buku ia langsung berujar sekolah. Kini setiap Azka melihat tas kecil dan menyelempangkan di bahunya ia bilang,”mau sekolah.”

Yang membedakan buku ini berbeda dari buku anak-anak pada umumnya (bacaan anak usia taman kanak-kanak) adalah menyampaiannya yang melibatkan perasaan dan emosi (suasana hati) para tokohnya – Franklin dan teman-temannya - dengan cukup detail. Seperti kegelisahan Franklin saat pertama kali masuk sekolah. Ada pula ketakutan Moose si rusa (dalam buku berjudul ‘Teman baru Franklin’) saat pertama kali tinggal dan bertemu teman-teman baru di lingkungan baru. 

Pada Franklin dan Peri gigi menceritakan keinginan Franklin memiliki sesuatu yang tidak ia miliki tapi dimiliki hampir semua temannya yaitu gigi dan hadiah dari peri gigi sebagai pengganti gigi yang sudah tanggal. Dan apa yang dilakukan Franklin untuk mewujudkan keinginannya? Ternyata Franklin membuat surat untuk peri gigi Ehm, sungguh belum terpikir sebelumnya mengajarkan si kecil menuangkan keinginannya dengan menuliskannya sejak dini. (rs)