Sabtu, Agustus 02, 2014

Ayah Edy Punya Cerita




Judul Buku          : Ayah Edy Punya Cerita
Penulis                 : Ayah Edy
Penerbit              : Noura Books
Tahun                   : Februari  2014, cetakan ke 4
Hal                          : 290
ISBN                      : 978-602-7816-85-5

Membangun Indonesia Kuat dari Rumah

Gagasan membangun Indonesia yang kuat dari rumah yang dilontarkan Ayah Edy, seorang konsultan Parenting, Pendidikan dan Penulis buku ini, bukan tanpa alasan. Tahun 80-an, mahasiswa dan pelajar Malaysia dan Vietnam ke Indonesia untuk belajar, yang terjadi kini sebaliknya, pelajar dan mahasiswa kita menimba ilmu di sana. Kita mengekspor produk pertanian negara tetangga yang dulu belajar ilmu pertanian di negeri ini. Perguruan tinggi negara tetangga kini lebih maju. Kita tertinggal dari negara-negara yang dulunya belajar dari kita.

Penurunan kualitas ini tentu tak bisa diabaikan dan rumah adalah tempat yang tepat untuk memulai perubahan. Perubahan cara mendidik anak, membentuk perilaku anak yang baik dan membenahi sistem pendidikan. Orangtua adalah tonggak utama untuk perubahan ini karena orangtua berperan 70% dalam membentuk pola perilaku anak. Jika orangtua tidak melakukannya perannya dengan baik, lingkunganlah yang mengambil peran 70% (hal 27). Dan inilah yang menyebabkan anak-anak mudah tersesat dalam lingkaran pornografi, kekerasan dan narkoba.

Beberapa kesalahan orangtua dalam mendidik anak yang sering di temui adalah labeling negatif dan mendidik ala radio rusak. Labeling negatif yaitu mudahnya orangtua memberi kesimpulan buruk mengenai perilaku anak dan melabelkanya pada anak. Anak keras kepala, sulit diatur, gak mau diam, di labeli anak nakal. Padahal itu adalah satu proses wajar anak dalam tumbuh kembangnya. Sikap yang bisa menjadikannya berkarakter luar biasa jika orangtua bisa mengarahkannya. Anak ibarat kupu-kupu yang perlu waktu  untuk bisa bermetamorfosis menjadi manusia-manusia luar bisa di masa depan (hal 10).

Mendidik anak ala radio rusak adalah saat menyikapi perilaku anak yang tidak sesuai harapan kita seperti berhadapan dengan radio rusak. Saat radio mengeluarkan bunyi yang tak seharusnya atau mati, kita bisa memukul-mukul radio itu, dengan harapan bunyi radio kembali normal. Saat radio mati total barulah dibawa ke tukang reparasi.

Tidak banyak orangtua yang mau bersusah payah belajar menemukan masalah  dan mendapatkan solusinya. Orangtua sering kali memukul anaknya yang dianggap sedang ‘ngadat’ baik dengan kata-kata yang kasar ataupun dengan mempergunakan tangan (secara fisik) (hal 76)

Beberapa waktu lalu, kita dikejutkan dengan berita, sebuah sekolah yang mengeluarkan murid-muridnya karena tidak bisa membaca. Sebuah cermin bahwa ada yang salah dengan sistem pendidikan dan guru sebagai pendidik. Sekolah hanya jadi tempat penyamaratakan kemampuan anak. Anak yang gagal di ujian bukan berarti dia gagal di kehidupan. Bisa jadi justru soal-soal ujianlah yang keliru untuk menilai potensi unggul anak-anak kita (hal 153).

Cerita sekolah binatang di halaman 243 adalah contoh analogi yang tepat. Dikisahkan ada sekolah binatang, untuk bisa lulus semua siswa yang adalah binatang harus lulus dalam ujian; terbang, berenang, memanjat, berlari dan menyelam.  Hasilnya bisa ditebak, tak ada binatang yang lulus. Begitu pun kemampuan anak-anak kita, yang tidak bisa disamakan satu sama lain. Penemuan teori Multiple Intelegen Howard Gardener makin menguatkan hal ini. Karena pada intinya semua anak bisa mencapai kesuksesan di masa depan karena mereka lahir dengan membawa potensi unggul. Tinggal bagaimana orangtua dan guru, sebagai pendidik utama menemukan dan mengarahkan potensi ini. Jika sistem sekolah tidak mampu maka pilihan home schooling adalah alternatif yang sangat perlu dipertimbangkan.

Uraian dalam buku inilah tidak berupa teori melainkan berbentuk cerita. Kebanyakan cerita merupakan kisah nyata. Kisah yang bisa dijadikan teladan untuk para orangtua dan guru dalam mendidik anak. Sehingga  pembaca tidak merasa diajari dan bisa melihat bukti nyata buah dari cara mendidik anak yang baik.

Sikap dan cara mendidik orangtua dan guru bukan  hanya berpengaruh pada keberhasilan anak di masa depan tapi juga perubahan bangsa. Memulai perubahan dari sekarang dan saat ini juga dari rumah.