Judul Buku : Blue Romance
Penulis : Sheva
Penerbit : Plotpoint
Tahun : September 2012
Hal : 215
Cerita dalam Secangkir Kopi
Mencicipi secangkir affogato di
sabtu pagi di Blue Romance adalah sebuah ritual khusus bagiku. Sebuah rutinitas
yang aku sukai. Aku tidak suka kejutan, sejak ibu dan bapakku secara spontan pergi
ke luar kota lalu mengalami kecelakaan yang menewaskan mereka. Dulu ibu selalu
menyiapkan sarapan sabtu pagi dengan sepiring wafel dengan es krim cookies and
cream seperti yang tengah aku nikmati saat ini. Hujan bukan kejutan yang aku
harapkan di pagi ini tapi aku enggan pulang selain tidak membawa payung.
Hari ini aku bertemu dengan orang
yang, secara garis besar, memiliki banyak kesamaan denganku. Penyuka kopi. Pemuja
sarapan.Yatim piatu. Lucu sekali. Kami mengobrol. Lalu dia pergi tanpa pamit,
hanya meninggalkan lembaran-lembaran post itu kuning bergambar dengan satu
pertanyaan next Saturday how about? Dan aku
menunggunya di sabtu minggu berikutnya dan dia datang pukul sebelas lewat. Tak lama
hujan turun. Kami tertawa kecil. ia mengulurkan tangannya dan menyebut namanya.
Aku tersenyum, dan ikut memperkenalkan diri.
Cerita di atas adalah satu dari tujuh cerita yang
tertulis dalam buku Blue Romance, nama sebuah coffee shop. Dan dari tempat
inilah cerita-cerita dalam buku ini
dimulai. Seperti Rika yang membuat janji bertemu dengan Nico, teman masa
kecilnya di coffe shop ini. Atau Kai yang bertemu Chantal, seorang anak yang
mencari keberadaan ayahnya. Ketujuh cerita dalam buku ini adalah sebuah cerita
pendek yang tidak berhubungan satu sama lain. Masing-masing membawa kisah
kehidupan berbeda namun dengan satu kesamaan tokoh-tokoh dalam buku ini adalah menikmat
kopi. Seperti penulisnya.
Setiap kisah dibuka dengan definisi
racikan kopi yang disuka tokoh utamanya. Seperti dalam cerita The Coffee and Cream Book Club. Coffee
and cream: kopi berbasis espresso, disajikan
dengan krimer dan gula yang bisa ditambahkan sesuai keinginan pelanggan. Sedikit
banyak kehidupan punya kemiripan rasa yang sama dengan kopi. Manis, pahit, dingin, hangat atau panas.
Mungkin itu yang ingin disampaikan sang penulis.
Kekuatan Sheva terletak pada
detail deskripsi dan bahasa yang mengalir tapi kurang kuat pada karakter tokoh,
sehingga saat membaca ketujuh cerita ini saya merasa mendapati kesamaan tokoh. Bukan
karena semua tokoh penikmat kopi seperti penulisnya jika saya katakan sifat dan
kesukaan tokoh dalam cerita-cerita ini pun adalah penulisnya, karena banyaknya
kemiripin antara tokoh utama dalam setiap cerita. Mungkin ini yang membuat cerita dalam buku ini
kurang greget walaupun thema yang diangkat cukup beragam.
Cerita-cerita dalam buku ini pun
tidak terlalu membuat ‘penasaran’ karena selalu ditutup dengan ending terbuka. Salah
satu kekuatan sebuah fiksi adalah kejutan dan ‘touch’ deskripsi tokoh yang menguatkan karakter. Beberapa cerita
bisa ditebak endingnya dan ini membuat pembaca tidak terlalu tertarik untuk
membaca setiap lembar buku sampai
tuntas.
1 komentar:
Wah, sebagai penikmat kopi, jadi pengen baca bukunya :)
Posting Komentar