Judul Buku : Autumn Once More (sebuah antologi)
Penulis : Ilana Tan, Ika Natassa dkk
Penerbit : Gramedia
Tahun : Mei 2013
Hal : 230
Mengeksploitasi Cinta dalam 13 Cerita Pendek
resensor Rina Susanti
resensi ini dimuat di Koran Jakarta 8 juni 2013
Cinta selalu menjadi tema yang
menarik untuk ditulis dan menjadi tema
yang abadi sepanjang masa. Karena cinta tak selalu berakhir manis dan bahagia.
Ada pengkhianatan, ada kepura-puraan dan kerap membutakan. Seperti kutipan pada hal 7 buku ini; banyak orang bilang cinta terkadang membuat
pikiran kita tidak rasional. Gara-gara suka, kadang kita mendapati diri
melakukan hal-hal yang nggak akan mungkin dilakukan kalau pikiran kita seratus
persen waras.
Cinta memang bisa menyentuh
melampaui batas usia, ruang dan waktu tapi yang menarik kisah cinta selalu
menyelaraskan cerita dengan jamannya. Seperti dalam cerpen love is
a verb (hal 142).
Love is a verb, menceritakan Timal yang kerap mengicaukan
kebahagian dan mengunggah foto di jaringan sosial media dengan harapan sang
kekasih, Rangga, berkomentar atau
menyukainya. Sayangnya Rangga bukan tipe orang yang harus selalu mengecek akun
sosial media, terlebih pekerjaan menyita lebih banyak waktunya. Ini membuat
Timal marah dan cemburu karena merasa tidak diperhatikan. Hubungan
keduanya semakin runyam karena Rangga sempat
mengkomentari foto teman perempuannya. Benarkah yang dilakukan Timal semata
karena ingin seisi dunia tahu bahwa ia
mencintai dan dicintai Rangga?
Cerpen Be careful what you wish for yang menjadi cerpen pembuka buku ini,
memiliki sedikit kemiripan dengan cerpen love
is a verb, yaitu bagaimana keberadaan jejaring sosial cukup perpengaruh
pada hubungan cinta. Berkisah tentang seorang perempuan pemalu yang melakukan
penguntitan melalui jejaring sosial dan situs perusahaan terhadap seorang rekan
kerja yang diam-diam ia sukai, bernama Gonta. Mencari tahu kegiatan Gonta
dengan melihat foto-fotonya di facebook sampai google. Jejaring sosial sebagai bumbu cinta ini tidak mungkin di temui pada cerita cinta lima
tahun yang lalu.
Tema klasik seperti perjodohan
selalu menjadi cerita menarik, seperti dalam cerpen Thirty
Something (hal 22). Rachel menerima perjodohan yang digagas eyangnya karena Erik yang dicintainya tak kunjung menyatakan
perasaannya sedangkan usianya sudah 30 tahun. Usia yang menurut pandangan umum
dan ‘biasanya’ sudah menikah. Being
thirty-something and single is not that easy in my family (hal 33).
Usia yang di anggap kritis, bukan
hanya bagi perempuan juga laki-laki, seperti tersirat dalam cerpen Jack Daniel’s vs Orange Juice (hal 56).
Sebuah cerpen yang juga memotret hal yang biasa terjadi pada kaum Adam, tentang bagaimana seorang lelaki bisa merubah
karena perempuan setelah atau sebelum menikah.
Dan ditulis dengan sense of humor
yang pas.
Buku ini berisi 13 cerita pendek,
dengan tema cinta yang diangkat mewakili kisah cinta yang kerap dialami banyak
orang seperti keluarga, perjodohan,
cemburu, kasih tak sampai, perjodohan
dan persahabatan yang terselipi rasa cinta.
Seperti salah satu cerpen yang menjadi judul buku ini, Autumn Once More di halaman 102. Namun cerpen-cerpen dalam buku ini
memiliki benang merah yaitu setting cerita cinta khas metropolitan
dengan gaya hidup yang tidak bisa dipisahkan dari jaringan sosial media, hangout, clubbing, ritme pekerja profesional dan mandiri. Sesuai genre yang
tertulis dalam cover buku, metropop.
Kebanyakan judul cerpen dalam
buku ini ditulis dalam bahasa inggris begitupun kutipan-kutipannya. Tentu ini
memperkaya gaya penuturan tulisan namun jika porsi bahasa Inggris yang
digunakan terlalu banyak seperti dalam cerpen Critical Eleven (hal 84) sentuhannya menjadi berkurang. Beberapa
padanan bahasa Inggris memang tidak ditemukan terjemahan bahasa Indonesianya
yang pas, begitu pun sebaliknya. Jadi
kenapa tidak menuliskan cerpen ini full dalam bahasa Inggris.
Lepas dari banyaknya penggunaan
bahasa inggris, cerpen – cerpen
dalam buku ini tidak monoton. Kaya warna
dan rasa khas penulisnya baik dari segi penuturan, sudut pandang, alur dan gaya
bahasa. Salah satunya karena ditulis 13 perempuan yang sudah tidak asing
bergelut dengan dunia kepenulisan, sebagai penulis fiksi profesional seperti
Ilana Tan dan Ika Natassa yang sudah menuliskan beberapa novel. Atau editor seperti Rosi L. Simamora. (rs)
1 komentar:
Penuh dengan cinta ya buku ini, salam bu :)
Posting Komentar