Rabu, Juni 24, 2009

Rumah Kecil di Padang Rumput

Penulis : Rina Susanti

Ini adalah seri ke 2 dari 8 buku yang menceritakan kisah hidup Laura Ingalls Wilder dan keluarganya, sebagai salah satu pioner bangsa Amerika. Laura lahir pada tahun 1876.

Buku yang patut direkomendasikan untuk di baca putra-putri Bunda. Kisah kehidupan keluarga yang penuh makna dan hikmah. Dengan sisi petualangan yang membuat imajinasi anak berkembang. Kini, buku ini diterbitkan ulang oleh Gramedia.

Seperti judulnya, buku ini menceritakan suka duka kehidupan Ingalls - bapak Laura - saat berada di rumah barunya di sebuah padang rumput, Kansas. Setelah meninggalkan tanah dan rumah kelahirannya di daerah Rimba Besar, Wisconsin.

Setelah menepuh perjalanan cukup jauh dengan gerobaknya, berminggu-minggu, melewati sungai dan hampir terseret air bandang sungai. Akhirnya keluarga Ingalls sampai di sebuah padang rumput daerah Kansas. Tanah yang subur dengan letak yang tak jauh dari sungai, binatang buruan yang berlimpah dari ayam sampai kijang membuat Pa, ayah Laura, memutuskan mendirikan rumah dan menetap di sana.

Tentu saja ini membuat Laura senang, karena perjalanan dengan gerobak akhirnya berakhir dan merasa hidup dengan normal, dalam sebuah rumah. Tidak tidur beratap bintang dan menyalakan api unggun untuk Ma memasak. Hari - hari penuh suka dan duka dilewati Laura. Memetik bunga di padang rumput, menanti Pa pulang dari kota, terserang malaria, kedatanagn orang Indian, hadiah natal yang di titip Santa Klaus pada Tuan Edwards dan melihat bayi Indian yang dijanjikan Pa.

Lalu masalah muncul setelah semuanya terasa begitu sempurna. Setelah hampir melewati emapt musim. Rumah dengan jendela berkaca, sumur, kehadiran Bunny si anak kuda, Pa yang dihadiahi seekor sapi dari para penggembala dan bibit-bibit sayuran yang mulai di tanam. Dan Ma sudah sangat gembira karena tahun depan mereka akan memanen jagung dan kentang.

Ya, mereka harus pergi, meninggalkan semuanya karena ternyata daerah yang mereka tempati tempat pemukiman orang indian dan pemerintah melarang orang kulit putih untuk tinggal di sana.

.....dalam hati Laura harap-harap cemas. Mereka tidak tahu apa yang terjadi nanti, atau di mana mereka akan tiba besok, bila bepergian dengan sebuah gerobak bertudung kanpas. (280)

0 komentar:

Posting Komentar